Bukan Suatu Kebetulan

Lulus di salah satu SMA Unggulan di Sumatera Utara dapat kusimpulkan adalah bukan suatu kebetulan. Meskipun awalnya aku merasa mengikuti test selama seminggu itu adalah coba-coba saja. Tapi sekarang aku mau bersyukur karena itu adalah sebuah pemberian dari Tuhan supaya aku bisa di bentuk. Bukan hanya pembentukan fisik dan mental yang ku terima, tapi juga pembentukan rohaniku yang bisa dikatakan lahir dan bertumbuh nya baru ketika aku duduk di bangku SMA ini.

Awalnya ketika seorang teman menelepon ku untuk mengajakku ikut dalam sebuah kelompok kecil, malam itu juga aku di suruh untuk mencari teman sebanyak 5 orang dengan proporsi 3 perempuan dan 2 laki-laki. Dan malam itu juga aku segera bergegas keluar kamar dan mencari teman yang menjadi satu kelompokku nantinya. Belum ada terpikirkanku 1 orang pun siapa yang akan ku ajak, tapi seperti ada yang mengarahkanku untuk berjalan keluar kamar dan menemui kelima orang ini. Lagi-lagi aku merasa ini adalah suatu pemberian bukan suatu kebetulan.

Mereka adalah Tomy (Tomy Rado Prawiro Sinaga), teman satu SMP ku dulu yang akrabnya ketika akan mengikuti test di SMA ini. Ia sempat untuk menolak mendaftar ulang karena tahu dia lulus di Unggulan C, tapi berkat doa dan usaha kami membujuknya akhirnya dia mau mendaftar ulang dengan beberapa pertimbangan. Memiliki karakter yang usil dan selalu tertawa, lebih menyukai membaca novel ketimbang membaca buku pelajaran. Makanya tomy memiliki segudang koleksi novel dan cerpen. Termasuk aktif dalam organisasi karena dia masuk dalam 5 pejabat osis sekolah pada waktu itu.

Kemudian Yopita (Yopita Karo Sekali), Teman satu kelas yang sempat menjadi teman curhatku ketika duduk di SMA kelas X dan XI. Namun ketika kelas XII kami jarang bercerita karena kami tidak satu kelas lagi. Yopita juga termasuk seorang yang periang dan suka membaca novel, namun dia selalu menyempatkan diri untuk membaca buku pelajaran. Kecepatan menulis dan berbicaranya hampir sama, sehingga dia sangat cocok menjadi seorang sekretaris dalam kegiatan-kegiatan osis di sekolah.

Mart (Martuah Saragih), teman mantan satu smp ku juga, tapi aku baru kenal dia setelah di SMA. Mart orang yang sangat rohani, memiliki pengetahuan yang lebih mengenai alkitab dari kami berenam, orang yang paling murah hati dan termasuk hobi membaca khususnya buku-buku rohani dan juga suka menonton. Itu mungkin yang menjadi alasan kenapa kaca mata yang dia kenakan jarang di lepas. Dia juga hobby photografi sehingga hampir di setiap kegiatan-kegiatan osis di sekolah, martuah menjadi sie dokumentasi. Kepiawaiannya untuk mengambil gambarpun sudah tak diragukan lagi.

Dan selanjutnya ada Lia (Lia Lestari Siahaan), Juga teman mantan satu kelas sewaktu duduk di bangku SMP. Di balik kelemahlembutannya, dia juga seorang yang begitu aktif di bidang dance. Dari tari tradisional, kontemporer, hingga modern dance sudah pernah dibawakannya. Lia kami pandang sebagai seorang yang lebih cepat dewasanya daripada kami, karena setiap masukannya adalah kata-kata yang seperti keluar dari mulut seorang ibu. Penampilannya yang begitu modis membuat lia lebih bersemangat menjalani hari-harinya, meski terkadang dia mendengar suara-suara angin yang tidak baik, namun lia tetap berpikir dan menanggapinya secara positif.

Dan yang terakhir diantara kami adalah Hapny (Hapny Masnur Hutagalung). Sekilas tentang namanya, hapni ternyata singkatan dari Happy New Year karena memang tanggal lahirnya tepat pada tanggal 1 januari yaitu pada saat tahun baru. Hapny dan lia hampir sama, modisnya, hobby dance dan bernyanyainya bahkan dewasanya juga. Yang membedakan adalah, hapny yang manja dan ceroboh. Hampir semua luka yang pernah dialaminya adalah luka karena terjatuh. Mulai dari tersandung di balkon kamar sampai tersandung polisi tidur sudah pernah dialaminya. Semua kami aktif dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) termasuk hapny. Hapny juga orang yang suka memberi, dan sangat bersemangat dalam melayani dalam persekutuan siswa.

Ketika kami berenam dipertemukan dalam kelompok ini, kami belum sangat mengenal satu dengan yang lainnya. Beberapa dari kami masih terlihat malu-malu untuk cerita. Tapi seiring berjalannya waktu, kami bisa bertumbuh bersama-sama, kami bisa saling terbuka, saling mendoakan, saling berbagi, saling mendukung dan saling memahami satu dengan yang lainnya. Saya sangat meyakini dan menyadari kalau semua itu bisa kami rasakan dan alami karena pekerjaan Tuhan yang sangat luarbiasa membentuk, menempah, mengingatkan dan menghibur kami melalui Roh Kudus yang dimateraikan di dalam kami ketika kami percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Semua itu hanya karena anugrah-nya. Sungguh kami bisa menikmati Tuhan terkhusus dalam studi kami ketika kami berkomitmen untuk menjadi terang di tengah-tengah sekolah kami.

Dan satu orang lagi yang berada di balik semangat kami, persekutuan kami, pelayanan kami,keusilan kami, tawa dan canda kami bahkan kekuatan kami dalam menjalani hari-hari kami adalah K’sel (Selfrida M. Panggabean) yang Tuhan kirimkan untuk menjadi malaikat bagi kami. Kegigihan K’sel menginjili, membina dan mendoakan kami membuat kami menjadi anak-anak yang tak terkalahkan dan dimenangkan di dalam Kristus. Meskipun kami memiliki karakter yang berbeda- beda yang tak jarang bergesekan namun K’sel mampu mengerti, mengenali dan memahami setiap karakter kami. Kami sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan K’sel.

Lagi- lagi aku mau tetap bersyukur karena ini adalah pemberian Tuhan di hidupku. Satu titik dari sebuah garis rancangan Tuhan telah terjadi di hidupku. Aku mau tetap meyakini bahwa rencana-Nya selalu indah bagiku. Meskipun aku pernah kecewa kepada Tuhan, ketika doa dan kerinduanku untuk melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi kedinasan tidak Tuhan kabulkan. Tapi aku tak ingin berlama-lama dalam kekecewaanku, sungguh kembali aku meyakini bahwa ada satu hal yang Tuhan ingin nyatakan dalam hidupku. Aku terlalu kecil untuk bisa mengerti setiap rancangan Tuhan di hidupku. Satu jurusan dalam sebuah perguruan tinggi negri Tuhan percayakan padaku, aku mau bersungguh-sungguh dan mempersembahkan studyku sepenuhnya hanya untuk Dia dan aku tak mau menyianyiakan apa yang telah Tuhan percayakan padaku.

Tetaplah bergantung pada Tuhan, andalkanlah Dia dan jangan pernah menyerah karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18).

By: Nicho Chandra Siregar

Komentar