Menjadi Seorang Sahabat


Menjadi seorang sahabat yang baik bagiku adalah hal yang sangat susah untuk dilakukan. Beberapa kali aku telah gagal menjadi sahabat yang baik. Terkadang dalam kesendirianku, aku memikirkan mengapa aku membutuhkan seorang sahabat. Bukankan lebih baik aku berteman dengan semua orang dengan bebas dan leluasa. Dan aku bisa melakukan segala sesuatu dengan bebas dan sesuka hati. Namun ternyata hal itu salah. Pribadi seseorang dapat terbangun dengan baik ketika ia memiliki seorang sahabat yang baik. Baik tidak hanya dalam artian memberi, tetapi juga menerima. Baik tidak hanya dalam artian memahami tetapi mengerti. Baik tidak hanya dalam artian suka tapi lebih dari duka. Baik tidak hanya mau mendengar, tapi juga memberi semangat dan motivasi.
Ketika aku mengikuti sebuah seminar kepemimpinan, pembicaranya menyampaikan bahwa kita tidak mungkin menjadi seorang pemimpin yang baik kalau kita tidak memiliki seorang sahabat. Sahabat disini menuju pada satu orang, bukan dua atau bahkan tiga orang. Hal ini sempat sangat sulit ku terima, karena dalam pikiranku apa hubungannya sahabat dengan kepemimpinan? Ternyata hal ini sangat berkaitan dengan hal menjaga integritas. Kita bisa membangun integritas yang baik ketika kita memiliki seseorang tempat kita bercerita ketika kita gagal, mengaku dosa ketika kita melakukan dosa, memiliki seseorang pemerhati perkembangan kita, seseorang pemberi semangat dan motivasi bagi kita. Oleh karena itu peran sahabat sangat besar.
Sahabat itu, seumur hidup. Berbeda halnya dengan sepasang lelaki dan wanita yang menjalin hubungan kasih, yang bisa terputus dan akhirnya tidak berhubungan sama sekali. Lain halnya apabila ikatan pernikahan sudah mengikat kedua belah pihak, tak ada satu orang pun yang dapat memisahkan mereka seorang pun tidak kecuali maut. Jadilah seorang sahabat yang baik, seorang sahabat menaruh kasih di setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran. Saya mau mengatakan bahwa menaruh kasih disetiap waktu mengartikan bahwa kita harus setia, bukan karena ada sesuatu yang kita harapkan sehingga akhirnya kita mengasihi, bukan juga ketika kita memiliki sehingga kita mengasihi tetapi pada saat kekuranganpun kita harus mampu mengasihi. Mengasihi juga tidak hanya pada saat baik waktunya tapi di setiap waktu.
Banyak hal telah kupelajari dari persahabatan banyak orang namun masih sangat sulit untuk kuaplikasikan dalam hidupku secara pribadi. Salah satu diantaranya adalah setia memperhatikan. Terkadang kita sangat egois atau bisa dikatakan sangat fokus dengan diri kita sehingga akhirnya kita melupakan sahabat kita. Terkadang kita tidak mau tahu dengan apa yang dia rasakan, tidak mau tau dengan apa yang dia kerjakan dan tidak mau tau dengan apa yang dia pikirkan. Padahal ternyata dengan hanya mendengarpun kita telah mampu menyelasaikan hampir lebih dari setengah masalahnya. Banyak orang yang berpikir bahwa ia telah gagal ketika tidak mampu memberikan solusi atau masukan yang baik. Ternyata tidak, menjadi pendengar yang baik sudah lebih baik dari pada tidak peduli sama sekali. Karena ketika kita sudah mendengar, kitapun akan mau dan setia mendoakannya.
Ada satu buah lagu yang sangat memotivasiku untuk setia mendoakan sahabatku, meskipun kami telah lama berpisah karena kami harus melanjutkan studi kami masing-masing. Dan setiap kali aku menyanyikan lagu ini, disitulah aku mengerti arti sahabat. Liriknya demikian:
Kawan kau ku kenal
Kawan kau ku sayang
Tetap ku ingat kala kita bersama
Kini kau jauh, aku rindu
Kau slalu di doaku
                Kawan kau jauh, aku pun jauh
                Namun di doa kita bersatu
Kawan kiranya kasih Allah
Nyata dalam hidupmu
Ada saat jumpa, ada saat pisah
Ada saat bersama lagi
Namun tak ku lupa, sebut namamu
Dalam setiap doaku

Apabila kamu masih sulit menemukan seorang sahabat, mulailah dari dirimu sendiri mempraktikkan bagaimana seorang sahabat yang baik dan lakukan penyesuaian diri. Seperti yang dikemukakan Boothman dalam bukunya demikian,
Menyesuaikan diri adalah seperti mendayung perahu beriringan dengan perahu orang lain, menuju ke arah yang sama, dengan kecepatan yang sama, dan mengikuti kayuhannya, tarikan nafas, suasana hati, dan juga sudut pandangnya. Ketika dia mendayung, anda juga mendayung.

Jadilah seorang sahabat yang baik. Yang penuh perhatian, setia mendengar, mampu menyesuaikan diri dan mau berdoa baginya sampai kapanpun. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

NCS_

Komentar

Posting Komentar