Pencanangan Tahun Kehutanan Internasional 2011 Tingkat Provinsi Sumatera Utara


Menyadari bahwa luas kawasan hutan yang semakin sempit dan tingkat degradasi hutan yang tinggi menyebabkan dampak pemanasan global semakin terasa dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena hal itulah sangat diperlukan gerakan dan kontribusi nyata khususnya di bidang hutan dan kehutanan. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa dicanangkan hari, bulan bahkan tahun kehutanan internasional di seluruh dunia.

 Tepatnya pada hari Selasa 26 april 2011 di Arboretum USU, Kuala Bekala, Pintu Batu, Kabupaten Deli Serdang telah dilaksanakan Upacara Pencanangan Tahun Kehutanan Internasional 2011 Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah Bupati dari kabupaten-kabupaten yang ada di Sumatera Utara, Walikota Medan, Rektor USU yang diwakili oleh Purek III, Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Pangdam I Bukit Barisan, Kapolda Sumatera Utara, Kajati Sumut, Ketua DPRD Sumut, DANLANUD, PANGKOSEKNUDNAS III, Staf Ahli Kementerian Kehutanan dan sejumlah Pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, Kelompok tani, Siswa/i Sekolah Dasar dan Mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara juga turut hadir sebagai peserta upacara.

Kegiatan yang dimulai pukul 11.00 WIB ini, di isi dengan penyampaian laporan kegiatan dari Kepala Dinas Kehutanan, Rektor USU, Staf Ahli Kementerian Kehutanan, dan Pidato sekaligus Pencanangan Tahun Kehutanan Internasional 2011 oleh Gubernur Sumatera Utara. Dalam pidatonya, Pak Gatot menyampaikan bahwa budaya kearifan lokal di masyarakat sumatera utara dulunya sangat di jaga dengan baik di masyarakat dimana kearifan lokal tersebut sangat mendukung pada pelestarian hutan kita, namun hal itu dewasa ini sudah jauh terkikis bahkan hampir tidak terlihat lagi pada masyarakat sumatera utara. Salah satu contoh yang disebutkan oleh Pak Gatot adalah Budaya menanam pohon di hutan oleh sepasang suami-istri yang baru saja menikah yang dipercaya supaya pasangan tersebut langgeng. Oleh karena itu, Pak Gatot menghimbau supaya kiranya budaya ini kembali dibangkitkan dan digalakkan demi kelestarian hutan dan masa depan anak cucu kita.

Bapak Gubernur Sumatera Utara juga menyampaikan bahwa pencanangan tahun kehutanan internasional ini akan sangat tidak berdampak jika penanaman pohon dan pelestarian lingkungan tidak menjadi habit atau kebiasaan oleh semua masyarakat. Bahkan Beliau menyatakan bahwa pembangunan yang tidak berorientasi pada lingkungan akan sangat tidak memiliki feedback bagi masa depan. Sebelum menutup pidatonya, Pak Gatot berpesan kepada semua peserta terkhusus pelajar dan mahasiswa supaya “ Setiap orang jangan takut untuk bermimpi, sebab kenyataan hari ini adalah hasil mimpi-mimpi kita dari masa yang lalu”. Dan akhirnya Pak Gubernur resmi mencanangankan Tahun Kehutanan Internasional 2011 Tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pengumuman Juara daerah pencanangan penanaman pohon, yaitu Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Serdang Bedagai. Dan dilanjutkan dengan acara penandatanganan MoU Pengadaan Penelitian dan Pengembangan Arboretum Universitas Sumatera Utara, penanaman sejumlah bibit pohon oleh para pejabat pemerintah dan para tamu serta undangan seperti bibit pohon pinus, cempedak, agathis, bintangur, birah-birah, asam glugur, gaharu, manggis dan lainnya.

Berikut ini, beberapa tanaman yang di tanam oleh para pejabat, tamu dan undangan.







Sebelum mengakhiri acara, Pak Gatot menyempatkan diri bernyanyi sebuah lagu batak yang berpesan bahwa setiap kita supaya menghormati, mencintai, menghargai, dan menyayangi orangtua kita pada waktu mereka hidup bukan setelah mereka tiada. Hendaklah kita senantiasa melakukan yang terbaik dengan hidup yang bermanfaat.
Semangat!
Lets Do from Small Thing!
Never say Never!

Komentar