Mahasiswa bukan mahapreman

Sebuah Perenungan
Tulisan ini kutulis pasca bentrok mahasiswa di kampusku 1-2 november 2011 lalu.
Terlalu berat sebenarnya jika kembali mengingat tanggung jawab mahasiswa akan masa depan bangsa ini. Harapan dan cita-cita bangsa berada di punggung mahasiswa yang dipandang sebagai tunas-tunas bangsa yang akan memimpin negara ini. Kaum intelek yang dipandang adalah orang yang seharusnya punya sikap dan prilaku sebagai orang-orang terdidik. Kekuatan mahasiswa yang dipandang sebagai agen-agen perubahan menjadikan mahasiswa sebagai sosok yang kuat dan diharapkan oleh bangsa ini.
Tapi nyatanya kebobrokan moral mahasiswa membuat mahasiswa seolah-olah seperti mahapreman. Brutal dan seperti tidak berpendidikan.


 Mahasiswa yang mudah tersinggung dan menganggap bahwa kekuatan dan kekompakan ditunjukkan melalui kekerasan. Apa yang akan terjadi dengan bangsa ini sepuluh bahkan limapuluh tahun kedepan? Jika semenjak mahasiswa pun, tunas itu sudah mulai busuk dan berulat.
Mahasiswa seharusnya menyadari tujuan dan tanggungjawabnya. Zaman yang semakin maju menuntut mahasiswa untuk terus belajar menemukan bahkan menciptakan terobosan-terobosan akan permasalahan dunia khususnya akhir-akhir ini. Bukan sibuk dengan bentrok dan tawuran yang tidak jelas bahkan menyebabkan banyaknya kerugian termasuk korban yang luka. Harusnya mahasiswa mampu berpikir jernih dalam menyelesaikan setiap masalah, bukan melihat bahwa perkelahian adalah solusi dari setiap masalah.
Tidakkah kita berpikir akan perubahan bangsa kita ini? Pemimpin-pemimpin bangsa kita adalah orang-orang yang bobrok moral! Korupsi yang merajalela, penyelewengan yang memprihatinkan, bahkan penegakan hukum yang tidak transparan. Membodoh-bodohi rakyat, bahkan menyiksa rakyat dengan segudang janji dan kebohongan. Sebenarnya apa yang salah dan dimana akar permasalahannya?
Masalahnya adalah pada mahasiswa. Seperti apa para pemimpin kita sewaktu menjadi mahasiswa? Karena mahasiswa adalah suatu kelompok masyarakat yang unik dimana didalamnya terjadi pembentukan-pembentukan yang sangat berarti. Pada masa mahasiswa itulah terjadi kristalisasi-kristalisasi pandangan hidup. Secara pribadi terjadi perkembangan mental dan intelektual yang besar. Pada banyak negara dari kampuslah lahir kritik-kritik dan ide-ide pembaharuan dibidang politik dan sosial. Jadi sebagai pelopor pembangunan bangsa, mahasiswa adalah kuncinya. Kalau mahasiswa adalah mahapreman,  maka kita sedang membangun negara preman. Berubahlah wahai Mahasiswa. Kita adalah kunci masa depan. Tunjukkan Tanggungjawabmu. Ubahlah Negeri ini!
Charles Habib Malik, mantan ketua Majelis Umum PBB menyatakan : "Ubahlah universitas, maka engkau akan mengubah dunia!"

Komentar

  1. lembaga pendidikan di indonesia mulai menjurus ke arah pendidikan materialisme. menjadikan ijazah adalah kunci untuk mendapatkan jaminan kerja yg lebih baik. maka tak heran banyak mahasiswa yang rela kuliah hanya untuk mengejar gelar (ijazah), bukan ilmu

    BalasHapus
  2. yap!!
    semangat!!
    jadilah mahasiswa yang berkualitas dan terpakai!
    Hidup Mahasiswa!

    BalasHapus

Posting Komentar